RSS

Tutorial mendapatkan Fat Drum Sound dengan Parallel Compression

Parallel Compression, yang juga dikenal sebagai New York Compression yang namanya diambil dari tempat asal teknik kompresi tersebut dipopulerkan, adalah teknik memproses dua track yang sama persis dengan kompresi yang berbeda untuk mendapatkan sound dengan karakteristik kompresi tertentu. Parallel compression memungkin kita untuk mendapatkan benefit dari cara kompresi tertentu tanpa menimbulkan over compression.

Compressor mengangkat level yang lemah atau mereduksi level yang terlalu kuat sehingga dinamika suatu sinyal audio menjadi stabil. Proses ini cenderung memberikan kesan gemuk (fat) pada bunyi, which can add a lot of character. Tapi efek fat yang kita inginkan baru terasa dengan heavy compression, dimana over compression membunuh dinamika dari performansi player. Parallel compression seringkali menjadi teknik kompresi yang lazim digunakan untuk mengkompromikan hal tersebut.

Abstraksi parallel compression yang telah sedikit saya jelaskan mungkin masih belum memberikan gambaran secara jelas bagaimana parallel compression bekerja, bagaimana melakukannya, dan bagaimana hasilnya. Agar pembahasan kita jelas dan terarah, maka saya fokuskan ruang lingkup pembahasan kita kali ini pada parallel compressionn pada drums.

Adakalanya kita sudah mendapatkan sound drum yang cukup mumpuni but we still want to fatten it up a bit and make it punchier a bit, namun bagaimana pun kita melakukan EQ-ing dan compressing baik pada individual track maupun drumbuss tidak menghasilkan sound yang kita inginkan. Wonder how to solve it?


  1. Buat satu Group Channel dan routing-kan semua elemen drum (kick, snare, toms, overhead, dll) ke group channel tersebut. Untuk mempermudah, kita namakan group channel tersebut dengan drum buss atau group drum atau sesuka kamu. Sebagai audio sample, saya mempunyai drumbuss seperti berikut:


    link : http://soundcloud.com/distorsi/tutorial-mendapatkan-fat-drum

  2. Buat satu Group Channel lagi dan send Drumbuss yang sudah dibuat ke group channel tersebut. Untuk mempermudah, kita namakan group channel tersebut dengan paracomp atau parallel compressor atau sesuka pacar anda.

  3. Insert compressor dengan setting gila-gilan pada Paracomp. Ratio minimal 4:1, a lottagain reduction, attack dan release secepat mungkin hingga suaranya sangat dull dan breathing, pelan-pelan perlambat attack dan release hingga dull dan breathing nya hilang. Di bawah ini adalah setting yang saya gunakan pada audio sample, but don’t copy my setting exactly! Jadikan guideline pada artikel ini agar kamu bisa menggali lebih jauh. 



    Sehingga kita mendapatkan sound seperti berikut
    link : http://soundcloud.com/distorsi/tutorial-mendapatkan-fat

    Now you’re hearing that fat, punchy, and powerful drum tones, but it’s heavily overcompressed!

  4. Drop Fader Paracomp mentok kebawah hingga tidak ada suara dari group channel tersebut. Play lagunya sehingga kamu hanya mendengar drumbuss, pelan-pelan naikan fader paracomp hingga drum terasa sedikit “menggemuk” but don’t overdo it. Perpaduan level antara drumbuss dan paracomp sangatlah krusial. Level paracomp terlalu lemah dan kamu tidak mendapat impact dari parallel compression dengan maksimal, level paracomp terlalu keras and you’re squeezing the drums too much. Pada audio sample yang saya buat, Drumbuss + paracomp menghasilkan bunyi seperti berikut ini


    link : http://soundcloud.com/distorsi/tutorial-mendapatkan-fat-1

Sekian pertunjukkan kecil pada artikel ini! By the way, tidak hanya satu cara untuk melakukan parallel compression pada drums seperti yang telah saya tunjukkan pada artikel ini. Sebagai contoh, ada yang hanya me-routing kick, snare, dan toms ke group channel yang dikompres gila-gilaan, ada yang menggunakan 2 atau lebih group channel paracomp, ada yang mem-boost 100 Hz dan 10kHz pada Paracomp untuk memperjelas definisi kick dan snare, dan banyak ide kreatif lainnya. Jangan sampai artikel singkat ini menghalangi kretivitasmu!
Read More

Mengetahui apa itu limiter beserta fungsinya

Seperti halnya efek Compressor, efek Limiter juga bekerja memproses sinyal audio dan berfungsi mengurangi rentang dinamis audio signal. Compressor dan Limiter juga memiliki interface dan knob-knob yang serupa, seperti Treshold, Ratio, Input, Output, Gain, Attack dan Release.

Limiter juga masih termasuk dalam kategori Compressor, Definisi sederhana dari compressor dan limiter menurut Fry adalah: Basically what these do is keep an eye (or should that be ear?) on signal levels, stopping them from getting any louder than the level you set (the Threshold). A compressor puts a gentle ?squeeze? on excess level, whereas a limiter hits it on the head with a hammer.

Fungsi limiter seperti namanya, yaitu me-limit/membatasi signal audio, biasanya digunakan untuk membuat output yang konstan, sinyal input akan dibatasi dengan threshold dan output akan dibesarkan sesuai kebutuhan. Compressor juga dapat bertindak sebagai Limiter ketika rasio kompresi kompresor melebihi 10:1.



Merujuk kepada diagram diatas, sinyal yang melebihi threshold dikurangi hingga ke tingkat threshold sehingga sinyal tidak pernah melewati limit. Alat ini terkadang digunakan untuk melindungi peralatan dari sinyal tajam yang bersifat merusak. Namun, solusi ini mengakibatkan distorsi berat karena kerja limiter berlaku seperti penjenuhan.

Seperti pada artikel Tentang Compressor dan Fungsinya, berikut fungsi parameter-parameter yang ada pada Limiter:

Threshold
Ambang batas compressor mulai berkerja atau aktif. Contoh: jika compressor disetting thresholdnya pada angka 0 artinya si compressor akan aktif atau belertja disaat sinyal menyentuh angka 0dB, tapi jika sinyal tidak menyentuh angka 0 berartis si compressor belum bekerja.

Ratio
Mengkuantifikasi reduksi pada amplitudo sinyal diatas ambang batas, atau perbandingan sinyal in dan out.
  • 1:1 tidak ada kompresi, sinyal output sama dengan input
  • 2:1 sinyal diatas ambang batas dikurangi setengah. Jika sinyal melebihi batas sebesar 10 dB, nilainya tereduksi menjadi 5 dB.
  • Nilai lain termasuk 3:1, 4:1, dst. Untuk nilai rasio lebih tinggi dari 10:1, kompresor bertindak seperti limiter.

Attack time
Waktu yang dibutuhkan sebelum sinyal tercompress. Attack time ini diukur menggunakan milisecond (ms). Contoh: jika attack time disetting pada angka 0ms berarti compressor akan langsung bekerja, karena tidak ada tenggang waktu sebelum sinyal tercompres, maka soundnya akan terdengar tumpul. Sebaiknya setting attack time lebih lambat agar sinyal tetap memiliki attack yang bagus atau nendang.

Release Time
Waktu yang dibutuhkan compressor untuk kembali ke keadaan tidak kompresi, tujuannya adalah memperhalus aksi compressor. Hitungan release sama seperti attack, yaitu meggunakan ms (milisecond). pengaturan release time yang salah kadang membuat audio menjadi pumping.

Hold Time
Setelah amplitudo sinyal input kembali ke bawah ambang batas, kompresor mereduksi aksinya selama waktu release hingga mencapai rasio kompresi 1:1. Waktu hold memungkinkan waktu release ditunda setelah sinyal kembali ke bawah ambang batas, sehingga kompresor tetap aktif untuk waktu yang lebih lama.

Output
Output bisa dikatakan sebagai gain. Anda dapat menggunakan output dari compressor untuk meningkatkan level volume.
Read More

Cara / Teknik merekam drum (drum recording)




Drum adalah salah satu instrumen musik yang paling rumit untuk direkam, mendapatkan hasil rekaman drum yang bagus bukan cuma didapat dari kualitas drummer dan engineer, tetapi juga dipengaruhi kualitas alat yang digunakan (drum, mic, kabel, dll) dan teknik memposisikan microphone. Dalam tutorial ini, kita akan membahas dasar-dasar merekam drum di studio anda.


Equipment
  •  Drum Set
  •  Microphone
  •  Pre amp
  •  Dan equipment recording lainnya


Tunning
Untuk mendapatkan hasil rekaman drum yang bagus, anda harus sangat memperhatikan tune dari drum tersebut. Tune drum mempengaruhi kualitas audio, dan jika tune sudah bagus maka pekerjaan editing dan mixing nantinya akan lebih mudah.

Kick, Snare, Tom dan Floor pada umumnya memiliki 2 skins (atas & bawah)
1. Batter head skin (atas) : berpengaruh terhadap "attack" dan initial pitch
2. Resonant head skin (bawah) : berpengaruh terhadap "overall pitch" dan sustain.

Tiap drum kit (Kick, Snare, dan Toms ) memiliki ukuran & materi bahan yang berbeda-beda, dan artinya tiap ukuran & materi memiliki resonan bunyi nada yang berbeda-beda pula. Ada beberapa Snare yang memiliki resonan bunyi dengan badwidth yang lebar, artinya Snare bisa ditune dari nada rendah sampai nada tinggi dan tetap menghasilkan Tone yang sempurna. Sebaiknya tunnning Snare sesuai nada dasar lagu, dan tunning tom dan floor mengikuti nada intervalnya.



Recording Kick
Gitar bass dan kick drum adalah apa yang menjaga alur lagu, dan Kick drum adalah pusat dari rhythm section lagu anda. Untuk merekam kick, anda dapat menggunakan microphone seperti Sennheiser E602, SM57, AKG D112, Neumann KM184 atau R92 (ribbon microphone) sangat terserah selera dan budget yang anda miliki untuk membeli microphone tersebut. Mulailah menempatkan microphone di kick drum dan dengarkan. Bagaimana suara yang dihasilkan? Jika boomy (terlalu low dan tidak jelas), tempatkan mikrofon lebih dekat dengan beater untuk suara kejelasan, jika itu suara yang dihasilkan terlalu ketat, maka geser kembali hingga mendapatkan sound seperti yang diinginkan. Lakukan percobaan eksperimen untuk posisi mic tersebut, dan tidak ada cara yang benar atau salah untuk melakukannya.


Tips:
  • Gunakan 2 microphones (dalam & luar). Microphone yang ditaruh di dalam untuk mendapatkan "attack" dari batter dengan baik. Microphone yang ditempatkan di luar untuk mendapatkan sound sub low.
  • Tapi untuk penggunaan 2 microphone perhatikan juga tentang Phase (korelasi antara kedua microphone). Saat mendapatkan posisi yang dirasa enak (In-PHASE), coba lakukan check PHASE, dengan cara membalik phase dari salah satu microphone. Jika suaranya jadi aneh / lemah / low-nya ilang (Out-of-Phase), berarti posisi mic yang sebelum di balik phase-nya sudah benar.


Recording Snare
Mendapatkan suara snare drum yang baik sangat mudah jika snare tersebut memang suaranya bagus, tune, sesuai karakter lagu dan dimainkan oleh drumer yang baik. Untuk merekam Snare anda dapat menggunaka microphone Shure Beta 57A, Josephson C42, Heil PR20, BeyerDynamic M201, dan lain-lain. Anda dapat menggunakan 2 microphone untuk merekam snare, 1 ditempatkan diatas dan 1 lagi dibawah.



Tips:
  • Gunakan 3 mic (2 di atas, dan 1 di bawah). Untuk 1 mic atas untuk mendapatkan "attack" & "snappy" dan 1 mic lagi untuk mendapatkan "Body". Kedua mic tersebut kita ikat dgn selotip dengan posisi yang sama dan ditaruh dibawah hihat dengan kemiringan 45derajat menghadap ke pusat SNARE (berlawanan dengan hi-hat) untuk meminimalkan spil / bocoran dari hi-hat.
  • Sedangkan untuk bottom snare anda dapat menggunakan dynamic microphone agar suara rattle yang terekam tidak terlalu tajam dan lebih natural ketimbang menggunakan condenser microphone. Dan jangan lupa membalikan phase untuk snare bawah karena arah penangkapannya yang berlawanan dengan microphones di atas.


Recording Toms
Pada kebanyakan drum kit, anda akan menemukan berbagai jumlah set tom, semua dari jangkauan tonal yang berbeda, biasanya drummer akan memiliki tom tonal tinggi, midle, dan tom lowh. Kadang-kadang anda akan menemukan drummer yang lebih beragam yang memanfaatkan beberapa tom semua disetel berbeda. Tapi pada studio recording biasanya cukup menggunakan 2 tom dan 1 floor saja. Microphone yang digunakan tidak jauh berbeda dengan microphone snare.



Tips:
  • Anda juga dapat menggunakan 2 microphone untuk 1 tom, tapi 1 microphone juga sudah cukup
  • Posisikan microphone 45 derajat mengarah ke tengah skin


Recording Hi-Hat & Ride
Anda bisa saja tidak menaruh microphone pada Hi-Hat atau Ride, dan suara terekam melalui overhead. Tapi sebaiknya gunakan chanel sendiri atau tetap merekamnya secara individual untuk Hi-Hat dan Ride (terpisah dengan overhead), hal itu juga akan memudahkan proses mixing. Hal pertama untuk merekam hi-hat adalah pemilihan hi-hat itu sendiri, hi-hat sangat rentan suaranya terekam terdengar murah dan bersuara sangat tajam seperti kaleng. Gunakan hi-hat dan percymbalan yang bagus, yang karakternya tebal dan tidak terlalu tajam.



Tips:
  • Gunakan microphone ribbon agar transient-nya dapat terjaga dengan baik.
  • Posisikan microphone sekitar 20cm diatas hi-hat bagian luar. Tujuannya adalah supaya mengurangi spil/bocoran dari snare yang terhalang oleh hi-hat bagian dalam.
  • Ketinggian microphone pun diatur supaya suara overall hi-hat dapet direkam dengan baik.


Recording Overhead
Mic positioning untuk overhead adalah hal yang paling penting untuk mendapatkan sound overhead yang bagus, selain itu ini juga akan sangat berpengaruh terhadap overall sound drum. Tujuan utama dari Overhead? ini adalah untuk mengambil seluruh suara piece instruments (namun lebih menitikberatkan pada cymbals) dan untuk menyatukan semua individual mic lainnya supaya suara semuanya terdengar sebagai 1 kesatuan. Anda dapat menggunakan microphone AEA R84, AKG C414, Oktava MC012, Marshal MXL series dan sebagainya.



Tips:
  • Penempatan awal dimulai dengan mengikuti teknik dasar ?3-to-1 Rule?, yaitu posisi dasar penempatan 2 microphone dimana jarak antara mic 1 dengan mic 2 haruslah 3x dari jarak antara salah satu mic terhadap instrument (drums). Formula ini dibuat untuk menghindari masalah Phase/comb filter.
  • Pan microphone 1 full kanan dan mic 2 full kiri (dead Left dan Dead Right)
  • Check Phase, dengan cara membalikan phase dari salah satu mic. Jika suara yang terdengar menjadi berat ke kiri/kanan (out of phase), maka artinya posisi sebelumnya sudah betul.
  • Ruangan/acostic room yang baik akan sangat berpengaruh pada track overhead.
Setelah langkah-langkah recording drum di atas, mulailah untuk merekam. Biasanya anda akan memerlukan efek Gate dan Compressor untuk editing setelah tracking selesai.
Read More

Fungsi dan kegunaan DI Box / Direct Box

Fungsi dan kegunaan Di Box atau Direct Box adalah, untuk mengubah sinyal Unbalance menjadi Balance. Agar sinyal dapat dikirim melalu kabel yang bemeter- meter panjangnya tanpa mengurangi kualitas sinyal secara signifikan. Oleh karena itu, peran Di Box untuk pertunjukan live sangat dibutuhkan, karena untuk kabel yang digunakan dari panggung ke mixer depan/FOH lumayan panjang, sekitar 50 meter kurang lebih. Umumnya DI Box digunakan untuk instrument seperti gitar, bass, keyboard, synthesizer dsb.

Kemudian bagaimana dengan rekaman, apakah peran DI Box dibutuhkan? Jawabannya tergantung apa yang digantung, hmmm.. maksud saya tergantung pada kabel yang digunakan. Kalau panjang kabel hanya berkisar 3 - 5 meter rasanya masih belum membutuhkan DI Box. Instrument Switch atau Hi-Z Switch aja sudah cukup.



Pada Behringer GI1000 terdapat fitur "Virtual 4x12 Cabinet Emulation" yang mengubah sinyal spekear menjadi sinyal line yang balance, maksudnya mixer FOH seolah membaca sinyal tersebut sama seperti dari microphone yang ditodong ke speaker kabinet. Ada beberapa cara pemasangan DI Box yang dapat digunakan. Misalnya, kita ingin mengambil karakter effect dan head amp. Secara bersamaan, dengan kata lain tidak menggunakan mic todong. Maka untuk urutannya adalah gitar --> effect --> input head --> input DI. sedangkan parallel outnya lgs masuk ke kabinet amp tsb.

Sedangkan untuk penggunaan mic todong, yang mana si gitaris ingin mengambil ketakter head dan effect secara terpisah. Maka urutanya adalah gitar --> effect --> input DI Box. Parallel outnya masuk ke input head amp. Sedangkan untuk rekaman jika anda ingin mengambil clean yang benar2 orisinil dari pick up gitar anda dan suara dari effect secara terpisah sehingga tidak membutuh dua kali take maka urutannya adalah gitar --> input DI Box. sedangkan parallel out --> effect --> input head amp. + microphone yang ditodongkan ke kabinet / DI Box tambahan, sehingga anda menggunakan dua channel terpisah untuk take gitar anda, aman dan simple bukan??

Direct ke Audio Interface / Soundcard? Yasudah tinggal gitar --> DI Box --> Audio Interface / Soundcard


Jadi, dari beberapa cara pemasangan DI Box diatas dapat kita simpulkan bahwa pemasangan DI Box itu semua tergantung pada kebutuhan si musisi itu sendiri, mana yang lebih baik untuk si musisi tersebut.

Lalu, apa perbedaan harga antara DI Box satu ke DI box lain sangat mempengaruhi kualitas suara / beda bunyi nya?

Menurut Bang Indaq :
Beda bunyi ada, tp harusnya ngk gitu signifikan krn fungsi dasarnya DI box hanya utk merubah sinyal dr unbalans ke balans. Bukan utk kolorisasi.

Klopun ada fitur tambahan apapun itu, plus 'casing' yg kuat utk segala medan misal menggunakan bahan baja alloy, ya ini yg bikin tambah mahal. Dan ini realistis banget krn setiap produk 'menjagokan' fitur dan durability/daya tahan produk tadi. Fitur plus inilah yg juga membuat harganya juga plus.

So kembali ke kebutuhan. Anda perlu yg gimana ? Simple, basic, dan casing ngk perlu sekuat baja alloy krn hanya perlu fitur dasar DI dan hanya dipakai indoor di studio, ATAU anda perlu fitur tambahan spt coloring yg kuat, casing tahan segala medan krn dipakai di lingkungan panggung outdoor yg kemungkinan utk rusaknya tinggi ?

Terakhir kembali ke bujeting anda sendiri utk DI box ini yg reasonable bagi anda pd angka brp. Yg terakhir ini cara yg paling realistis dan simple dalam memilih alat.
Read More

Cara / Teknik merekam bass (bass recording)

Insatrument Bass guitar merupakan pengisi rhytm section sebuah lagu, bass sangat penting pada semua genre lagu, baik pop, punk, rock, jazz, funk dan sebagainya. Biasanya ada anggapan? Sound bass yang bagus adalah yang kawin (nyatu) dengan kick drum? Bagaimana membuatnya? Atau biasanya tiap genre lagu memiliki karakter sound bass tersendiri, seperti bulat, tebal, dan lain-lain, apakah bisa dibuat ketika mixing?. Sound tersebut akan mudah didapat jika dimulai dengan teknik merekam bass yang baik.

Untuk mendapatkan sound bass yang baik dan seperti yang dibutukan, yang paling penting adalah kualitas bass itu sendiri, karena sound yang dihasilkan nantinya berasal dari karakter asli bass tersebut, jadi usahakan bass dalam keadaan sehat, minimal menggunakan string/senar baru (belum fals/sumbang) dan jika bass active sebaiknya menggunakan baterai baru. Hal kedua yang sama pentingnya adalah kualitas musisi/player yang memainkan bass tersebut, sound yang bagus sekalipun tidak akan menghasilkan kualitas yang bagus dengan permainan yang buruk. Berikutnya adalah teknik merekam bass yang baik, secara umum ada 3 teknik cara merekam bass, yaitu: DI (direct/langsung), menggunakan microphone (todong ampli), atau kombinasi dari keduanya.

Direct Injection atau Direct Input

Direct Injection atau sering disingkat dengan DI adalah teknik colok langsung, atau dalam recording adalah merekam langsung. Teknik ini maksudnya adalah bass anda dicolok kabel dan dihubungkan dengan DI box (kotak DI) dan DI box tersebut dihubungkan ke soundcard. Ini sangat disarankan jika bass anda tipe pasif, dan selain menggunakan DI box, anda juga dapat menggantinya dengan pre-amp sebelum masuk ke soundcard.



Kelebihan dari Merekam langsung adalah anda akan mendapatkan sound bersih dari bass yang anda rekam. Dan selama kualitas bass tersebut bagus dan permainan musisinya juga baik, anda akan mendapatkan sound yang terekam tersebut dapat dengan mudah dicompress, diedit dan di equalizing nantinya.

Merekam Menggunakan Microphone (todong)
Kebanyakan engineer memilih merekam bass menggunakan amplifier daripada menggunakan DI. Merekam menggunakan microphone lazim disebut dengan istilah todong mic, caranya bass tersebut dicolok ke amplifier bass (seperti saat latihan/manggung), lalu didepan cabinet amplifier tersebut ditaruh microphone (biasanya menggunakan dynamic microphone), lalu microphone tersebut dihubungkan ke soundcard. Suara dari microphone tersebutlah yang akan direkam ke DAW.


Kelebihan dari teknik todong adalah mendapatkan sound yang sudah dikompresi secara alami oleh speaker amplifier tersebut, selain itu tidak hanya mendapatkan karakter bass, tapi karakter amplifier tersebut, yang jelas karakter tersebut akan sulit didapat menggunakan virtual amplifier di DAW.
Read More